Monday, August 20, 2007

Frans Rumbino, Kenny G Sisir dari Papua





Suatu kebanggaan, bisa melihat langsung bung Frans memuji, menyanyi dan memuliakan Tuhan dengan suaranya yang sangat bagus, juga melihat langsung saat dia memainkan sisir & plastik yang dapat mengeluarkan suara seperti suara saksofon. Betapa Tuhan maha dasyat, memberikan suatu talenta seperti itu pada Bung Frans. Tapi itu tidak membuat dia sombong, dia tetap sederhana & bersahaja.
(17 Agustus 2007, pulau ayer di pagi hari, retreat Heavenly Family, Glow Fellowship Center)



Jakarta, Dengan bermodalkan sisir dan kantong plastik, Frans Rumbinu mampu menirukan alunan saksofon bak Kenny G. Keahlian unik ini membawa Frans manggung di Belanda.

Bermain musik kadang tak harus menggunakan instrumen baku seperti gitar atau piano. Sejumlah barang di sekitar pun bisa menghasilkan alunan musik menarik. Dan Frans Rumbinu memilih berkesenian dengan meniupkan sisir yang dimasukkan dalam kantong plastik. Bunyi yang dihasilkan mirip saksofon yang mendayu-dayu dan trombone yang bersuara sedikit lebih berat namun riang.

Tak heran, lelaki kelahiran Pulau Wundi di Kabupaten Biak, Papua, ini mampu menirukan alunan musik saksofon bak musisi dunia, Kenny G. "Alunan itu saya temukan dengan cara tak sengaja," kata Frans dalam dialog bersama Bayu Sutiyono di Studio Liputan 6 SCTV, Jakarta, Ahad (27/7) pagi.

Awalnya, pria berusia 31 tahun itu menemukan "alat musik" unik itu saat menonton pertandingan sepak bola dalam Pekan Olahraga Daerah Papua di Jayapura. Saat itu, sebagian besar penonton melakukan berbagai cara untuk mendukung kesebelasan kesayangan mereka. Ada yang hanya berteriak maupun memainkan alat-alat musik. Namun, karena kala itu hanya ada sisir dan kantong plastik, Frans memanfaatkan kedua benda tersebut untuk mengeluarkan bunyi untuk menyemangati kesebelasan kesayangannya. Tak disangka, dari situlah ia mulai menyukai dan mendalaminya hingga dapat memainkannya dengan fasih.

Kendati begitu, Frans mengaku, bakat alam ini diperolehnya sebagai orang pantai. Sejak kecil, sembari mencari ikan ia biasa memainkan bunyi-bunyian ini dengan selembar daun atau kulit kerang. Namun, menginjak remaja dan menjadi penyanyi gereja, ia baru mencoba memainkan sisir dan plastik yang berfungsi menggantikan alat tiup saksofon. Sedangkan bunyi yang keluar dari kedua alat tersebut berasal dari paduan antara napas perut yang sudah terlatih dibantu dengan plastik.

Sejauh ini, Frans mengaku, bakat alamnya itu telah membawa rezeki tersendiri. Bermodalkan keahlian memainkan alat musik itu, kini Frans mampu menghidupi istri serta kedua anaknya di Jakarta. Bahkan, ia pun sempat manggung di sejumlah kota di Belanda. Tak hanya itu, sebuah surat kabar harian setempat sempat memuat kegiatannya selama pentas di sana. Itulah sebabnya, ia terus berusaha untuk mendalami keahliannya.

Agar lebih oke, pria berkulit gelap itu kini mengikuti kursus saksofon. Seperti yang lainnya, musisi yang juga mampu bernyanyi dengan baik ini berharap dapat masuk dapur rekaman. Namun, keinginan itu belum terwujud sekarang. "Saat ini, baru dilirik. Tapi, belum tanda tangan kontrak," kata mantan petinju dan pesepak bola itu, tertawa.(ORS-Lip6) --- taken from www.liputan6.com

Monday, August 13, 2007






St. Mikhael Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran; jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan iblis.

Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardiknya. Dan semoga engkau, hai Panglima Laskar Surgawi, dengan kuasa Allah mencampakkan ke dalam neraka, Setan dan semua roh jahat lain yang berkeliaran didunia hendak membinasakan jiwa-jiwa.

AMIN


taken from http://ekaristi.org/doa/dokumen.php