Wednesday, December 17, 2008

windy cold night

"hows your day?, hows the meeting?"
"hm.. "
"hhmm means?"
"males dibahas?"
"kenapa?"
"cape.."
"udah makan?"
"belum, gak tau juga mau makan apa"
"makan dong, nanti kamu sakit"
"udah terlanjur sakit, he..he..he..he.."
"jangan gitu, aku gak suka"
"cape.."
"mau bobo?"
"gak .."
"terus mau apa?"
"cuma mau bersandar di punggung kamu,
dengerin detak jantung kamu lewat punggung kamu, boleh?"
"kamu tau, punggung aku selalu tersedia untuk kamu,
tanpa kamu minta itu"
"kalo aku ketiduran gimana?"
"ya gak pa2, bagus kan? jadi kamu bisa istirahat"
"kalo istirahat terus boleh?"
"ya kalo kamu cape boleh lah"
"kalo aku terlalu nyaman tidur bersandar di punggung kamu gimana?"
"berarti memang punggung aku satu2 nya punggung yang buat kamu nyaman,he..he.he."
"memang..."
"ya udah.. sini katanya mau bersandar"
"aku takut jadi males bangun saking nyamannya"
"ya gak usah bangun"
"bener ya.. aku gak usah bangun tuk selamanya,
biar aku tertidur terus dipunggung kamu, tanpa harus tersadar dan terbangun lagi"
"itu gak lucu"
"memang aku bukan pelawak"
"malam ini kamu aneh"
"bukannya memang aku selalu aneh?
itu kan yang kamu bilang buat aku beda dari yang lain"
"tapi aneh nya ini aneh, gak lucu"
"kan aku dah bilang, aku bukan pelawak,
aku hanya makhluk yang ingin tidur dipunggung kamu malam ini,
tanpa harus bangun lagi & melihat pagi"


** sepi .. sunyi.. conversation itu berakhir.