
Bandung, Sabtu, 20 Agustus 2005
Pertama kali gua merasa dekat dengan
lewat tatapan matanya, lewat mimiknya,
lewat sambutannya yang tak terucap, di sela-sela usahanya
untuk bernafas, dia tetap menyambut hangat orang yang menjenguknya.
Entah kenapa, gua langsung menyesal gak mengenalnya dekat selama ini.
Sejak saat itu namanya selalu ada dalam doa gua dan Andy, kami berdoa
untuk kesembuhannya dan untuk kesempatan untuk bisa lebih dekat.
Jakarta 
Iyank telepon bilang kalo Edo  udah gak ada, kita yang di rumah 
Biasanya setiap gua mendengar orang meninggal, gua langsung 
"Tuhan, terima dia di sisiMu". Tapi malam itu doa gua "Tuhan, 
Tuhan bisa menghidupkan orang mati kan Edo  
hidup lagi" Itu doa gua, gak tau kenapa.
Malam itu dalam perjalanan ke Bandung  gua tetap berdoa agar Edo  hidup. 
Di Cikampek, Iyank dapet kabar kalo Edo  stabil lagi, dia kembali. 
Ini pertama kalinya dalam perjalanan akhirnya dia drop. 
Sampai Bandung, terlihat sekali Edo  berjuang mengatasi sakitnya,
tetap 
Bandung 
Edo
gak henti-hentinya berdoa dan bernyanyi, tiba-tiba dia stabil 
lagi, dan seolah ingin memberitahu semua orang "ini, aku ada" dengan mencoba membuka matanya.
Jumat siang, Edo  dipindahkan ke RS. Barromeus.
Secercah harapan baru Edo  dioperasi, 
dibolongin untuk membantunya bernafas.
Jumat pk. 17.30 Edo  drop lagi untuk ketiga kalinya. 
1 jam dokter dan suster berusaha memompa jantungnya.
Kehendak Tuhan Edo  pulang ke rumah Bapa.”   
Gua gak tau apa yang harus gua ucapkan, karena selama 20 jam bergumul 
dalam doa sejak kamis malam mendengar Edo  gak ada, doa yang gua ucapkan 
selalu, "Tuhan, sembuhkan Edo , beri mujizatMu." 
Pertama kalinya dalam hidup gua merasa doa gua dijawab Tuhan 
Gua marah sama Tuhan.
Kenapa Tuhan gak beri gua kesempatan mengenal Edo  
gua 
permohonan gua dengan "tapi Tuhan, bukan kehendakku yang terjadi, 
Tapi sejak gua berdoa untuk Edo , gua gak pernah ucapkan kalimat itu,
gua Edo  sembuh,
masih 
Gua sadar, ketika kita tidak berserah pada kehendak Tuhan, rasa 
karena gagal menjadi penghancur terbesar dalam hidup kita. 
Puji Tuhan, DIA segera menyadarkan gua, ditambah lagi dengan kesaksian 
mamanya Edo  yang sama dengan yang gua alami, dan mamanya Edo  terang-
terangan meminta ampun kepada Tuhan karena tidak berserah,
karena    
Padahal apa sih mujizat itu? Hanya kesembuhan? Ternyata bukan.
Kelahiran dan kematian ternyata bagian dari mujizat Tuhan. Gua pernah 
nonton video kedokteran ttg terjadinya anak, sungguh ajaib, kalo bukan 
tangan Tuhan yang bekerja gak akan pernah ada seorang bayi lahir. 
Kayak gua dan mbak Budi, sesering apapun kita melakukan usaha,
kalau 
walaupun 
Begitu juga kematian. 
semua yang ada di dalam tubuh bisa 
tapi roh, bagaimana cari 
Gak ada yang bisa, kecuali Tuhan.
Jadi sebenarnya Tuhan menjawab doa gua ya? 
Saat terakhir Edo  drop, seluruh teman-teman gerejanya berdoa bergandeng 
karena gua duduknya jauh, gua hanya menggandeng tangan Andy 
"curahkanlah kuasaMu Tuhan, mujizat terjadi di tempat 
mujizat terjadi sekarang ini". 
Tuhan menjawab, mujizat itu terjadi, kesembuhan datang bersama kematian 
Edo  
Iyank menangis, itu manusiawi. Jangankan dia, gua pun menangis, semua 
Iyank bilang banyak yang keinginan Edo  yang belum terwujud.
Gua pun sedih berpikir demikian. 
Tapi terus gua inget cerita tentang kematian Musa (Ul.34). 
Udah 40 th (bener ya 40 th?) Musa memimpin bangsa Israel 
Cape-cape dia berjuang mengatasi segala rintangan, tapi apa 
Gak. 
bilang "Inilah negeri yang kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, 
dengan demikian : Kepada keturunanMulah akan kuberikan 
negeri ini. Aku mengijinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, 
tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana 
Dari awal Musa gak tau kalo dia hanya akan sampai di situ, hanya boleh 
memandang negeri terjanji itu. Tapi dia gak marah sama Tuhan dengan 
bilang "ah Tuhan sih gak bilang, kalo tau cuma sampe sini mah aku gak 
Tapi dia menurut kehendak Tuhan. 
Musa mati bukan karena sakit, walau umurnya 120th, tapi masih sehat, 
masih segar bugar, tapi Tuhan mau dia pulang karena tugasnya sudah 
Sebelum mati Tuhan menuntun Musa untuk memilih penggantinya, Yosua. 
Dia tumpangkan tangan ke Yosua sebagai berkat bahwa Yosua akan menjadi 
Gua jadi berpikir, pasti Edo  saat itu juga tumpang tangan ke orang yang 
belum kita tahu sekarang untuk menggantikan tugasnya menjaga mamanya, 
menjaga ka ute, menjaga mazda, menjaga iyank, calon suami ka ute, calon 
suami mazda (mungkin icong), dan calon suami iyank. Kita aja yang belum    
Tugas Musa selesai sampai di gerbang kota 
ungkin secara 
masuk" Tapi itulah orang-orang yang upahnya besar di surga.
Dia rela 
menanggapi panggilan Allah, "pulang ke KerajaanNya", karena di sana 
pasti lebih indah dari keinginan-keinginan kita di dunia.
keinginan ketika kita 
menyenangkan hati Tuhan, pasti upah kita besar di surga nantinya.  
Bapak juga sempet bilang, "kasihan, masih muda udah gak ada".
Gua Edo  umur 29th sudah selesai 
mengerjakan semua PR yang Tuhan beri. Sedangkan kita, PR kita masih 
teramat banyak, mungkin kita yang kasihan, karena bebal, gak selesai-
selesai mengerjakan PR dari Tuhan.  
Minggu lalu ketika Edo  tersenyum dibalik masker oksigennya,
tiba-tiba 
ramah sama orang, terutama temen-temen Iyank, karena gua pikir nanti 
juga ganti lagi (maaf ya yank) Tapi setelah hari itu, gua mau mencoba 
Ketika gua bertemu dengan orang yang biasanya gua enggan untuk bertegur 
sapa, mulai saat itu, gua tegur dengan rapah (dan tulus juga lho, gak 
Dan gua merasa Tuhan Yesus dan edo di sana   
Edo
seperti Musa dan juga Ayub yang 
dia   
Kata Andy, kepergian Edo  bener-bener jadi pelajaran berharga bagi kita. 
Siap gak kita seperti Edo  saat nanti Tuhan memanggil kita. 
Edo
dekat dengan keluarga dan Tuhan. Dia bener-bener sudah berdamai dengan 
Tuhan ketika berangkat ke surga.   
Melihat saat-saat terakhir hidup Edo , gua seperti melihat perjalanan 
salib Tuhan Yesus. Ditengah kesakitannya dia tetap sadar. Baru kali ini 
gua melihat orang separah Edo  tapi tetap sadar dan pikirannya tetap 
sehat, terus mendekati saatnya dia bilang "aku haus"Sebelum pergi pun dia drop 3 kali. 
Akhirnya dia pulang, diusia muda, sama seperti Tuhan (muda Edo  4 th). 
Hari dia pulang itu hari Jumat, sama seperti kepergian Tuhan. 
Dikuburkan hari Minggu, saat yang sama juga dengan kebangkitan Tuhan. 
Dan gua percaya saat jasadnya tertanam, rohnya diangkat Tuhan ke surga.   
Dan saat penguburannya indah banget, Roh Kudus datang dalam rupa angin 
pada moment-moment tertentu upacara pemakamannya.
Kepergian edo juga mengingatkan gua bahwa bila umur gua lebih panjang, 
gua akan kehilangan 10 org yang gua kasihi, Andy, bapak, ibu, mbak 
anjar, mbak budi, iyank, bang Janri, mas edi, ryssa, ryan. 
Edo  
Saat gua atau kalian mati pun, apakah nanti kita sudah punya cukup 
Gua ingin kita menjadi lebih Edo  di sana 
begitu terus, berjuang terus agar kita semua berkumpul kembali di   
Gua sayang kalian semua. 
No comments:
Post a Comment